CERPEN : I LOVE YOU USTADZ

CERPEN

Karya :

Muhzilaturrohimah


I LOVE YOU USTADZ
          Ziyani Wijaya Firanda, itu lah nama ku, nama yang keren pemberian bokap ku tercinta. Aku biasa dipanggil Nanda oleh ayah dan ibu ku, tapi teman- teman ku memanggil ku dengan sebutan Firan, menurut ku itu sebuah sebutan yang keren untuk seorang gadis tomboy seperti ku.
          Aku terlahir sebagai gadis tomboy, style sehari-hari ku berbau rocker, pakaian ku, accesories ku, koleksi kaset ku, style dan gambar dinding kamar ku, semua nya berbau rock. Aku tak pernah memakai jilbab dan baju yng dalam-dalam seperti seorang ustadzah kecuali jika aku berangkat ke sekolah. Jika aku berangkat sekolah, aku akan mengenakan seragam panjang dan jilbab seadanya. Karena itu lah peraturan sekolah ku. Sepulang sekolah, keluar aku dari gerbang sekolah, aku akan membuka jilbab ku.
          Aku tercatat sebagai salah seorang dari siswi Madrasah Aliyah Negri Sumpur. Bukan maksud aku menyombong, tapi percaya atau tidak, itulah kenyataan nya. DI Sekolah ku, aku termasuk siswi yang tercantik dan menjadi cewek yang banyak dikagumi kaum adam. Tapi aku tetap lah Firan yang nggak akan pernah jatuh cinta sama kaum adam seperti mereka. Aku susah untuk jatuh cinta, karena jiwa ku adalah laki. Hatiku mungkin sudah mengeras untuk cowok mana pun.
          Hari ini hari Senin, ketika bel pulang berbunyi, aku bergegas keluar kelas, di depan kelas anggota genk “Fourteens” yang aku adalah ketua nya telah menunggu ku bersiap untuk pulang. “Come on guys,, waktu nya pulang.” Ucap Cika yang bergaya super alay. “lets go !” sambung Ryan sobat ku paling keren.
Aku duduk di halte sekolah, sudah pastinya menunggu pak Somad sopir pribadi ku yang setia mengantar ku kemana-mana. Jilbab ku sudah ku masukan kedalam tas hijau ku.
          Jam berputar cepat, detik berjalan, hari pun berganti, kokok ayam ribut membangunkan ku, tapi aku tak peduli. Aku tetap tidur di bed cover hijau ku, “kkrrriiiiiinnnggg...!!!!!” jam weker hijau bergambar keropi ikut ribut membangunkan ku. Aku menggeliat, “meeooww”. Browny, kucing kesayangan ku yang setia tidur bersama ku terbangun dan pergi meninggal kan ku. “hhuuaahh,, males banget datang ke sekolah, belajar pagi sama bapak tua killer, telat dikit aja di suruh stand up di depan kelas.Tidur lagi ah..” aku bergumam, dan kembali tidur.
          Satu detik, dua detik, tiga detik, mata ku terpejam. “Nandaaa !! udah siang nak, bangun.!!” Teriak ibuk dari dapur membangunkan ku, “hualah,, baru juga tidur, dibangunin lagi.” Gumam ku. “Nandaa!!” ibuk berteriak lagi. “iyee buk, udah bangun nihh...” jawab ku sedikt berteriak.
          Setengah jam berlalu, sarapan, memakai seragam, memakai kalung dan gelang bergambar tengkorak selesai. Saat nya berangkat kesekolah. Bertemu dengan pak tua killer itu. Pagi ini aku sudah pasti telat, karena pak Somad pulang kampung, jadi aku harus naik angkutan umum ke sekolah.
          “Assalamu’alaikum” ucap ku menundukan kepala karena aku tak berani mlihat wajah killer yang akan membentak ku. “wa’alaikumussalam, kenapa telat ukhti ?”. Aku kaget, seakan tak percaya, suara lembut siapa itu, kenapa dia tak membentak ku? Mana suara kasar itu? Aku segera menoleh ke arah suara lembut itu. “subhanallah, siapa lelaki muda yang berdiri di hadapan ku ini? Siapa pangeran ganteng ini? Aku tercengang. “Ukhti,!” panggil lelaki itu pada ku membuyarkan lamunan ku. “oh eh i..i..ya ustadzz. Maaf Firan telat ustadz, soalnya pak Somad pulang kampung” jawab ku panjang lebar sedangkan sudah jelas dia tak tau siapa itu pak Somad. “oh.. tidak apa-apa, silahkan duduk” ucap nya penuh wibawa. Aku melangkah duduk di bangku ku, ribuan bunga tumbuh di lubuk hati ku, Api cinta telah membakar dan meleleh kan keras nya hati ku. ribuan tanda tanya juga tumbuh di hati ku. Siapa dia?
          Pertanyaan ku terjawab saat lelaki ganteng ini berkata “sebelum kita memulai pembelajaran, ustadz akan memperkenal kan diri ustadz, nama ustadz Ziyhan Hamka, panggil saja ustadz Hamka. Ustadz pengganti ustadz Abdullah wahid karena beliau pindah ke Tanggerang. Mulai sekarang ustadz akan mengajar kitab Syaraf disini”. Hati ku begitu bahagia, guru killer selama ini telah di sulap menjadi seorang pangeran ganteng seperti ustadz Hamka.
          Hari-hari pun berlalu. Aku dan Ustadz Hamka semakin hari semakin akrab. Aku sering curhat pada ustadz Hamka. Hari-hari ku semakin berwarna sejak kehadiran ustadz muda ini.
          Suatu hari, dihari minggu, ketika aku pulang dari apartmen bokap, Aku melihat ustadz sedang makan siang di sebuah Cafe, Aku menghampirinya, “Ustadz..!!!” aku menghampiri nya dan duduk di samping ustadz dengan kaki kiri ku di letakkan di atas paha kaki kanan. “Firan, anti jamilah, tidak baik seorang cewek duduk seperti itu, lihat lah baju mu, lihat lah rambut mu, itu aurat mu ukhti, kau akan lebih cantik dengan jilbab di kepala mu, tutuplah aurat mu” Ustadz berucap menasehati ku. “ tapi ustadz, ini kan bukan di sekolah, kenapa harus pakai jilbab?” jawab ku enteng. “Firan, ustadz tidak suka kamu seperti itu” balas ustadz Hamka dan pergi meninggal kan ku.
          Kata-kata terakhir itu lah yang selalu terngiang di benak ku, “ustadz tidak suka kamu seperti ini”. Aku duduk melamun memikirkan itu, apa yang harus aku lakukan? Lama aku berfikir,  aku berniat untuk memakai hijab dan aku akan perlihat kan pada ustadz bahwa aku nggak cuma cantik dimata orang, tapi aku juga cantik dimata Allah.
          Semenjak pertemuan di hari minggu itu, aku malu bertemu Ustadz, seminggu sudah aku pura-pura sakit dan tak masuk sekolah. Tapi esok akuy akan berangkat sekolah, menemui ustadz dan memperlihatkan perubahan ku.
Pagi ini aku benar-benar akan berubah, semua yang berbau rocker akan aku museumkan, baju-baju, accesories, gambar-gambar dan buku-buku bacaan semua aku lemarikan. Aku akan memakai hijab, aku akan memakai pakaian seperti ustadzah, aku memakai perhiasan perempuan selayak nya yang biasa tampak dari seorang perempuan. Dan aku akan membika gambar-gambar tokoh rocker di dinding kamar ku.
          Sebelum aku berangkat sekolah. Handphone ku berdering.
 One message from ustadz Hamka
   Ass..
  Firan, sre ni stadz akn plang, sminggu sdh stdz d khairo mngkuti pltihan Da’i,, n ckrang stdz dah d psawat, tnggu stadz d rmh y. Stdz pnya oleh2 tuq Firan.
          Jadi ustadz selama ini ke Khairo? Aku akan tunggu ustadz sore ini dengan hijab ku. Dan aku yakin ustadz akan bangga melihat ku. Dan semoga ustadz akan mencintai ku seperti aku mencintai nya.
          Sore ini aku siap dengan pakaian muslimah ku layak nya seperti seorang ustadzah. Aku duduk di depan rumah ku, berharap ustadz akan segera datang menghampiri dan melamar ku. “Khayalan yang bodoh” gumam ku.
Hari semakin sore, bahkan senja menjelang, kenapa ustadz belum juga datang? “oh ustadzz dimana kamu sekarang?” aku cemas, perasaan ku tak karuan. Tapi aku coba tenang.
          Di tengah lamunan ku, Chika pun datang tergesa-gesa. “Firaaann.. anu ran, anu..” ucap Chika blak blakan. “kenapa Chik..??” aku semakin cemas. “anu ran,, Ustadz Hamka ran.. dia .. dia.. kecelakaan” jelas Chika yang membuat ku terhenyak. Ya allah,, kenapa semua terjadi..??? kenapa ?? air mata ku mengalir. Hati ku pilu. Sakit dan sedih. Aku tak sanggup berkata-kata, aku hanya bisa menangis meratapi semua ini.  “Firan, sekarang ustadz di rumah sakit Bima Ristan, dia kritis. Ayo kita kesana Ran.” Lanjut Chika.
          Tak cukup satu jam aku dan Chika sampai di rumah sakit. Aku masuk ruangan UGD, disana ku lihat ustadz sang pangeran yang telah merubah gaya hidup ku terbaring lemas tak berdaya. Kakinya di amputasi, tangan dan kepalanya di perban. Semua tampak menyakit kan di ruangan itu.
          Aku menghampiri ustadz, “ustadz.. bangun ustadz.. ini Firan,” Ucap ku berlinang air mata. “Firan, an..ti ja..mi..lah, Te..rus guna..kan hijab mu Fi..ran” ucap ustadz Hamka terbata-bata, “ustadz harus kuat ustadz,” ucap ku semakin sedih, “Ustadz harus pergi. Ashaduallailahailallah”  ustadz menutup mata nya, “ustaaaaddzzz!!!! Bangun ustadz,, lihat lah Firan disini, Firan sudah seperti yang ustadz ingin kan. Lihat firan ustadz. Bangun ustadz.” Ucap ku, air mata ku mengalir tanpa henti. Sedih rasanya hati ini. Aku ingin selalu bersama ustadz, tapi takdir berkata lain.
Ustadz, mungkin tuhan lebih menyayangi mu dan DIA mengambil mu lebih dulu. Firan akan selalu seperti yang kau ingin kan ustadz. Tersenyum lah disana ustadz. I LOVE YOU USTADZ...

SELESAIIII.......

Komentar

Postingan populer dari blog ini

cerpen : "Guru Idola Ku"

MAN SUMPUR UPACARA BENDERA BERSAMA KEJAKSAAN NEGERI TANAH DATAR

Menghadapi Akreditasi